Pengertian Hukum Mad

 

Menurut bahasa, Mad artinya tambahan atau melebihkan. Di dalam istilah ilmu tajwid, Mad adalah memanjangkan bacaan ketika bertemu dengan huruf-huruf yang mengandung hukum Mad. Dapat dikatakan bahwa Hukum Mad adalah hukum yang mengatur panjang bacaan di dalam Al-Qur’an.

 

Sebelum membahas lebih jauh tentang Hukum Mad, ada baiknya mengenal sedikit tentang “ketukan” dalam membaca Al-Qur’an:

 

Panjang suara atau bacaan yang dipakai harus rata, tetap, dan teratur.

Huruf berharakat fathah dan fathatan ( ــًـــ );  dhammah dan dhammatain ( ــٌــ ) ; kasrah dan kasratain ( ـــٍـــ ) dibaca 1/2 alif atau 1 harakat (ketukan)

Huruf yang mengandung Hukum Izhar harus dibaca 1 harakat

Huruf yang mengandung dengung (ghunnah) seperti Idgham Bighunnah, Iqlab, Ikhfa dibaca antara 1 alif hingga 1 1/2 alif atau sekitar 2 hingga 3 harakat

Huruf ber-tasydid dibaca 2 harakat.

Di dalam hukum-hukum Mad, jika aturannya harus dua harakat, maka harus dibaca 2 harakat secara rata, tetap dan teratur. Jika 6 harakat harus dibaca 6 harakat.

Apabila aturannya harus 6 harakat, namun dibaca 2 harakat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan makna pada kata/kalimat, maka hukum bacaan tersebut adalah haram.

 

Hukum MAD terdiri dari 2 cabang, yaitu Mad Thobi’i (Mad Ashli) dan Mad Far’i.

 

Mad Far’i terbagi lagi menjadi 11 cabang:

 

  • Mad Jaiz Munfashil
  • Mad Wajib Mutthashil
  • Mad Arid Lissukun
  • Mad Badal
  • Mad Tamkin
  • Mad Lin / Mad Layin
  • Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal
  • Mad Lazim Kilmi Mukhaffat
  • Mad Iwadh Anit Tanwin
  • Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
  • Mad Lazim Harfi Mukhaffat